PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA ANAK



Perkembangan kognitif adalah tahapan-tahapan Perubahan yang terjadi dalam rentang kehidupan manusia untuk memahami,mengolah informasi, memecahkan masalah dan mengetahui sesuatu. Perkembangan kognitif anak mengacu pada proses mengingat, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah.Perkembangan ini bisa berbeda-beda pada anak.Teori belajar kognitif adalah suatu teori pembelajaran yang lebih berfokus pada bagaimana proses belajar daripada hasil dari pembelajaran. Teori ini menyebutkan, seseorang tidak hanya menunjukkan kaitan antara rangsangan dan respons saat belajar, tetapi juga sikap untuk mencapai apa yang menjadi tujuan belajarnya. Terdapat 5 prinsip dalam dasar teori belajar kognitif dalam proses belajar, yaitu:

1.       Proses yang lebih penting daripada hasilnya.

2.       Sudut pandang dan cara memahami dalam mencapai semua tujuan juga menunjukkan sikap.

3.       Pemisahan materi belajar jadi komponen yang lebih sederhana dan belajar secara terpisah.

4.       Setiap murid harus menunjukkan keaktifan dalam belajar.

5.       Perlu proses berpikir yang kompleks saat belajar.

Jean Piaget adalah salah satu tokoh yang meneli titentang perkembangan kognitif dan mengemukakan tahapantahapan perkembangan koginitif. Tahapan-tahapan tersebut adalah tahap sensory motorik (0–2 tahun), pra-operasional (2–7tahun), operasional konkret (7–11 tahun) dan operasional formal(11–15 tahun).

1.     Tahap Sensori-Motorik (Usia 0 sampai 2 tahun)

Bayi pada tahap ini membangun suatu pemahaman tentang dunia melalui pengkoordinasian pengalaman-pengalaman sensori dengan tindakan fisik. Dalam tahap ini, penting untuk melakukan tindakan langsung dan bukan tindakan imajiner.

 

2.      Tahap Pra-Operasional (Usia 2 sampai 7 tahun)

Anak akan mulai merepresentasikan dunia dengan kata-kata dari berbagai gambar/ visual yang mereka dapatkan. Kata dan gambar menunjukkan adanya peningkatan pemikiran simbolis dan melampaui hubungan informasi indrawi dengan lingkup fisik.

 

3.     Tahap Konkret-Operasional (Usia 7 sampai 11 tahun)

Anak dapat berpikir secara logis mengenai peristiwa-peristiwa yang konkrit dan mengklasifikasikan benda-benda di sekitarnya ke dalam bentuk yang berbeda. Namun, kekurangannya jika anak dihadapkan pada masalah verbal bukan konkret belum mampu menyelesaikan masalah dengan baik.

 

4.     Tahap Operasional Formal (Usia 11 tahun ke atas)

Di tahap ini, remaja berpikir dengan cara yang lebih abstrak, logis, dan idealistik. Pada tahap ini mencakup dua hal meliputi sifat deduktif-hipotesis dan cara berpikir kombinatoris. Dengan demikian, individu tersebut memiliki tingkah laku problem solving.

Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran akan berdampak berikut:

·             Bahasa dan cara berpikir anak berbeda dengan orang dewasa, sehingga hendaknya seorang guru menggunakan bahasa yang sesuai dengan kemampuan pemahaman siswanya.

·             Anak-anak mampu belajar lebih baik jika dapat menghadapi lingkungan dengan baik.

·             Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru agar tidak asing.

·             Memberi peluang belajar pada anak untuk sesuai dengan peringkat kemampuannya.

·             Dalam proses belajar, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berdiskusi dengan temannya guna menambah input dalam perkembangan pengetahuan.

Berdasarkan pendapat Piaget, maka pentingnya guru mengembangkan kemampuan kognitif pada anak sebagai berikut:

1.       Agar anak mampu mengembangkan daya persepsinya berdasarkan apa yang ia lihat, dengar dan rasakan sehingga anak akan memiliki pemahaman yang utuh dan komprehensif.

2.       Agar anak mampu melatih ingatannya terhadap semua peristiwa dan kejadian yang pernah dialaminya.

3.       Agar anak mampu mengembangkan pemikiran-pemikirannya dalam rangka menghubungkan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya.

4.       Agar anak memahami berbagai simbol-simbol yang tersebar di lingkungan sekitarnya.

5.       Agar anak mampu melakukan penalaran-penalaran baik yang terjadi melalui proses alamiah (spontan) ataupun melalui proses ilmiah (percobaan).

6.       Agar anak mampu memecahkan persoalan hidup yang dihadapinya sehingga pada akhirnya ia akan menjadi individu yang mampu menolong dirinya sendiri. 

Postingan populer dari blog ini

Perkembangan Fisik Peserta Didik