PERKEMBANGAN SOSIAL PADA ANAK



     Perkembangan sosial dapat didefenisikan sebagai rangkaian norma, nilai, moral, dan aturan yang bersuber dari masyarakat dan dipaia sebagai acuan dalam berinteraksi antar manusia dalam sebuah kelompok.Atau proses di mana individu belajar berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan sosialnya.

1.       Karakteristik Perkembangan Sosial Pada Anak-Anak, Remaja, dan Dewasa

a.       Masa anak-anak

Pada usia ini anak mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri sendiri (egosentris) kepada sikap yang kooperatif (bekerja sama) atau sosiosentris (mau memperhatikan kepentingan orang lain). Berkat perkembangan sosial anak dapat menyesuaikan dirinya dengan kelompok teman sebayanya maupun dengan lingkungan masyarakat sekitarnya.

 

b.       Masa remaja

Pada masa remaja berkembang social cognition, yaitu kemampuan untuk memahami orang lain.Remaja memahami orang lain sebagai individu yang unik, baik menyangkut sifat pribadi, minat, nilai-nilai, maupun perasaannya. Pada masa ini juga berkembang sikap conformity, yaitu kecenderungan untuk menyerah atau megikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran atau keinginan orang lain (teman sebaya). Apabila kelompok teman sebaya yang diikuti menampilkan sikap dan perilaku yang secara moral dan agama dapat dipertanggung jawabkan, maka kemungkinan besar remaja tersebut akan menampilkan pribadinya yang baik. Sebaliknya, apabila kelompoknya itu menampilkan sikap dan perilaku yang melecehkan nilai-nilai moral maka sangat dimungkinkan remaja akan melakukan perilaku seperti kelompoknya tersebut.

 

c.        Masa dewasa

Selama masa dewasa, dunia sosial dan personal dari individu menjadi lebih luas dan kompleks dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Pada masa dewasa ini, individu memasuki peran kehidupan yang lebih luas. Pola dan tingkah laku sosial orang dewasa berbeda dalambeberapa hal dari orang yang lebih muda. Perbedaan tersebut tidak disebabkan oleh perubahan fisik dan kognitif yang berkaitan dengan penuaan, tetapi lebih disebabkan oleh peristiwa-peristiwa kehidupan yang dihubungkan dengan keluarga dan pekerjaan.

 

2.       Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Pada Anak

Soetarno (1989) berpendapat bahwa ada 2 faktor utama yangmempengaruhi perkembangan sosial emosional anak, yaitu faktor lingkungan keluarga dan faktor dari luar rumah atau luar keluarga.

1.Faktor lingkungan keluarga

  Pengalaman-pengalaman berinteraksi sosial dalam keluarga turut menentukan tingkah lakunya terhadap orang-orang lain dalam kehidupan sosial di luar keluarga.Apabila interaksi sosialnya di dalam keluarga tidak lancar atau tidak wajar maka interaksinya dengan masyarakat juga berlangsung tidak wajar atau akan mengalami gangguan.

Diantara faktor yang terkait dengan keluarga dan yang banyak berpengaruh terhadap perkembangan sosial anak adalah hal2 yang berkaitan dengan:

1.   Status sosial ekonomi keluarga

Apabila perekonomian keluarga cukup maka lingkungan material anak di dalam keluarga tersebut menjadi lebih luas. Anak mendapat kesempatan yang lebih banyak mengembangkan bermacam-macam kecakapan yang mungkin tidak akan ia dapatkan jika keadaan ekonomi keluarga tidak memadai. Perkembangan sosial anak  juga tergantung pada sikap orang tua dan corak interaksi di dalam keluarga itu. Walaupun keadaan sosial ekonomi orang tua memuaskan jika mereka tidak memperhatikan pendidikan anak atau sering kali bertengkar,perkembangan sosial anak akan terganggu.

2.   Keutuhan keluarga

Yang dimaksud keluarga ialah hadirnya ayah, ibu dan anak dalam satu keluarga. Apabila ayah atau ibu atau kedua-duanya tidak ada maka struktur keluarga dianggap sudah tidak utuh lagi. Semuanya itu akan mempengaruhi perkembangan sosial anak, bahkan hingga tingkatan tertentu dapat mengganggunya. Misalkan saja jika anak hidup dalam pengasuhan keluarga yang bercerai (broken home) maka cara anak menilai hubungan sosial menjadi berbeda dibandingkan dengan anak-anak yang hidup dalam lingkungan keluarga yang normal.

Anak dari keluarga broken home secara sosial merasa malu dan akhirnya mempengaruhi kemampuan dan kemauan berinteraksi dengan teman-temannya.Sebaliknya anak dengan kondisi keluarga yg utuh akan memiliki keterampilan sosial lebih standar karena tidak dihinggapi beban psikologis.

3.   Sikap dan Kebiasaan orang tua

Orang tua yang otoriter dapat mengakibatkan anak tidak taat, takut, pasif, tidak memiliki inisiatif, tak dapat merencanakan sesuatu, serta mudah menyerah. Orang tua yang terlalu melindungi anak dan menjaga anak secaraberlebihan akan membuat anak sangat tergantung pada orang tua. Orang tua yang menunjukkan sikap menolak, yg menyesali kehadiran anak akan menyebabkan anak menjadi agresif dan memusuhi, suka berdusta, dan suka mencuri. Semua pengaruh di atas akan berdampak pada perilaku sosial selanjutnya sehingga anak menjadi terhambat dalam merefleksikan hubungan sosial dengan pihak lainnya karena pengaruh suasana interaksi keluarga. Untuk itu sangat penting bagi orang tua untuk mampu mengukur perilakunya agar tidak berdampak negatif pada perilaku sosial anaknya.

2. Faktor dari luar rumah

 

Pengalaman sosial awal di luar rumah melengkapi pengalaman di dalam rumah dan merupakan penentu yang penting bagi sikap sosial dan pola perilaku anak. Jika hubungan mereka dengan teman sebaya dan orang dewasadi luar rumah menyenangkan, mereka akan menikmati hubungan sosial tersebut dan ingin mengulanginya. Sebaliknya, jika hubungan itu tidak menyenangkan atau menakutkan, anak-anak akan menghindarinya dan kembali kepada anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan sosial mereka.

Selain berbagai faktor di atas yang bersifat umum, faktor yang dianggap dapat menghambat perkembangan sosial anak prasekolah, menurut Sri Maryani Deliana (2000), yaitu sebagai berikut:

1.   Tingkah laku agresif.

Misalnya mendorong, memukul atau berkelahi. Penyerangan dapat pula mereka lakukan secara verbal, misalnya dengan mencaci, mengejek atau memperolok teman2 lain.

2.   Daya suai kurang.

Biasanya disebabkan karena cakrawala sosial anak yang relatif masih kurang, masih terbatas pada situasi rumah dan sekolah. Di sekolah pun biasanya mereka belum bisa dengan cepat menyesuaikan diri, tetapi makin lama ia di sekolah makin bertambah daya suainya.

3.   Pemalu.

Rasa malu sebenarnya normal dan wajar, tetapi bila anak sering kali menunjukkan rasa malu maka hal inilah yang dianggap sebagai masalah.

4.   Anak manja.

Memanjakan anak adalah suatu sikap orang tua yang selalu mengalah pada anaknya, membatalkan perintah atau larangan hanya karena anak menjerit, menentang atau membantah.

5.   Perilaku berkuasa.

6.   Perilaku merusak.

Ledakan amarah anak sering disertai tindakan merusak benda-benda disekitarnya.Tidak peduli miliknya sendiri atau milik orang lain.

 

3.       Upaya Untuk Mengatasi Permasalahan Perkembangan Sosial Pada Anak

a.   Lingkungan Keluarga

Orang tua hendaknya mengakui kedewasaan anak dengan jalan memberikan kebebasan terbimbing untuk mengambil keputusan dan tanggung jawab sendiri. Iklim kehidupan keluarga yang memberikan kesempatan secara maksimal terhadp pertumbuhan dan perkembangan anak akan dapat membantu anak memiliki kebebasan psikologis untuk mengungkapkan perasaannya. Dengan cara demikian, anak akan merasa bahwa dirinya dihargai, diterima, dicintai, dan dihormati sebagai manusia oleh orang tua dan anggota keluarga lainnya.

b.   Lingkungan Sekolah

Di dalam mengembangkan hubungan sosial anak, guru juga harus mampu mengembangkan proses pendidikan yang bersifat demokratis, guru harus berupaya agar pelajaran yang diberikan selalu cukup menarik minat anak, sebab tidak jarang anak menganggap pelajaran yang diberikan oleh guru kepadanya tidak bermanfaat. Tugas guru tidak hanya semata-mata mengajar tetapi juga mendidik. Artinya, selain menyampaikan pelajaran sebagai upaya mentransfer pengetahuan kepada peserta didik, juga harus membina para peserta didik menjadi manusia dewasa yang bertanggung jawab. Dengan demikian, perkembangan hubungan sosial remaja akan dapat berkembang secara maksimal.

c.   Lingkungan Masyarakat

Upaya pengembangan hubungan sosial remaja yang diawali dari lingkungan masyarakat antara lain:

1. penciptaan kelompok sosial remaja perlu dikembangkan untuk memberikan rangsang kepada mereka kearah perilaku yang bermanfaat;

2. perlu sering diadakan kegiatan kerja bakti ,bakti karya untuk dapat mempelajari remaja bersosialisasi sesamanya dan masyarakat.

Postingan populer dari blog ini

Perkembangan Fisik Peserta Didik